Tentang Hidupku

Sabtu, 23 Agustus 2014

Berhenti bertanya
Berhenti berharap
Tentang makna; tentang tujuan yang kukejar dalam hidup
sungguh takkan kau temui jawabnya kini
meski kujelaskan dengan bahasa lugas dan sederhana
takkan kau pahami takkan kau mengerti
Sebagai manusia aku sungguh tak sederhana
Namun
Jika kau penasaran; jika kau punya cinta; jika kau punya sayang; jika kau punya setia
ikuti saja alur ceritanya
Benar
Mungkin bukan akhir indah yang akan kau saksikan
Mungkin elegi
Tapi bagiku dalam hidup indah bukan dari hasil;
dari proses

Pada ayah

sepi
sajak lirih perlahan merambat di dinding hati
di luar, kabut gelap masih menjelaga
hujan berhenti, baru saja
kini, kubuka carik demi carik sobekan kenangan yang karam bersama angka-angka
mencoba cari sebentuk raut wajah yang dulu pernah bersemayam di sini
di hati
tapi tak jua kutemui
pernah kutanya pada hujan
pada bulan
pada awan
tentang bisakah dia yang mati mengenang yang hidup
tapi semua bisu
diam, dan..
sepi
***
(Blang Bintang, 2011-08-29)

Insomnia

Sungguh sulit ia terpejam seharian 
Padahal ingin mimpikan segenap asa 
Sambil menunggu hari ini berakhir sia sia
Seperti biasa
 *** 
(Blang Bintang, 29 Oct 2011 / 00.00)

Percakapan

Betapapun kuat kau berusaha
Pada akhirnya kita harus takluk pada angka
Pada usia

Kerutan di keningmu seakan tegaskan
Setiap yang hidup pasti menuju sendiri
Pada sepi

. . . .

“Lantas apa yang abadi
Jika semua harus pergi?”
Tanyamu

(...diam...)

Iya, mungkin yang abadi adalah mimpi
Sepi


***

(Lambaed - 03:27 Agustus 2014)

Debat Kita dan Sebantang Sigaret

Malam ini (seperti biasa) kita berdebat
Tentang asa
Tentang rasa
Tentang hidup
Bukankah
Mentari punya senja pada terangnya
Bunga punya layu pada mekarnya
Api punya padam pada nyalanya
Duhai
Hidup hanya satu tuju
Pada sendiri, pada mati
Ini hanya soal bagaimana menikmati
Sulut sebatang sigaret lagi

Malam ini

Sungguh
Perih yang kau tinggalkan tadi pagi kembali terasa
Meski telah ikhlaskan maaf.

Gelisah

Malam ini
telah kutekur radio dan bukubuku
Telah kudengar rintih puisi
dan dendang lagulagu
Gelisah ini tak juga redareda
Diluar, alam sibuk sendiri

Tidurmu


Fajar tinggal sesaat
Kau lelap...
Yang tersisa hanya dengus nafasmu di ujung telpon
Malam ini kembali kau tinggalkan aku
Meski sesaat meski sekejap
Ada seburat rindu menggelayut kalbu
Tidurlah sayang...
Disini ku tetap setia temani lelapmu
Menjaga mimpi indah kita agar tetap abadi..
...

Aceh Besar, 09 Mei 11