Pada ayah

Sabtu, 23 Agustus 2014

sepi
sajak lirih perlahan merambat di dinding hati
di luar, kabut gelap masih menjelaga
hujan berhenti, baru saja
kini, kubuka carik demi carik sobekan kenangan yang karam bersama angka-angka
mencoba cari sebentuk raut wajah yang dulu pernah bersemayam di sini
di hati
tapi tak jua kutemui
pernah kutanya pada hujan
pada bulan
pada awan
tentang bisakah dia yang mati mengenang yang hidup
tapi semua bisu
diam, dan..
sepi
***
(Blang Bintang, 2011-08-29)

1 komentar:

Posting Komentar