Renungan Zaman Kita

Senin, 18 Maret 2013

Kawan-kawan, berhenti sebentar. Saya mengajak kita semua untuk menundukkan kepala sebagai tanda penghormatan kita pada generasi yang lalu, pada sejarah, pada apa yang sudah mereka tulis dalam lembaran sejarah negeri ini. Kawan-kawan muda hari ini, sejarah negeri ini adalah sejarah perlawanan, sejarah tentang heroisme kaum muda pada setiap zaman yang dilalui bangsa ini, merekalah pemuda-pemuda revolusioner. Generasi yang lalu sudah memberikan sesuatu yang layak untuk ditulis. Angkatan muda 1945, generasi 1980 hingga generasi 1990 telah memberikan warna pada periodenya. Hari ini 18 Maret 2010, Sekarang zaman kita, apa yang bisa kita berikan? Sekarang “pena-nya” ada ditangan kita, apa yang mesti kita goreskan? Sekarang tongkat estafet ada pada kita, kemana akan kita bawa? Periode ini masih menunggu pemudanya kawan-kawan. Tidak, aku tidak bermaksud mengatakan bahwa tugas generasi sebelumnya sudah usai, tapi setidaknya mereka sudah memberi makna pada perjuangan, makna yang hari ini sudah tidak mampu lagi ditangkap oleh kaum muda zaman ini, makna yang perlahan semakin kabur disapu zaman ini.

Kawan-kawan, mari kita tundukkan kepala sekali lagi. Bukan, bukan lagi untuk memberi penghormatan, tapi untuk memikirkan apa yang mesti kita lakukan, apa yang mesti kita tulis. Semoga periode ini, zaman ini, sejarah hari ini tidak berlalu dengan sepi tanpa pemudanya. Mari kita tundukkan kepala kawan-kawan, guna menyerap semangat zaman ini. Yakinkan diri kita sendiri bahwa perubahan adalah keniscayaan dan perjuangan ini masih akan lama namun layak untuk diperjuangkan.

Kawan-kawan, tegakkan kepalamu, Kali ini untuk menatap masa depan, untuk generasi yang akan datang, pikirkan apa yang mesti kita wariskan untuk generasi baru, untuk hari esok. Bahwa kita belum berbuat sesuatu apapun untuk mereka. Selesai.


Terima kasih, dengan suara serak akibat beban sejarah:

Dirgahayu SOLIDARITAS MAHASISWA UNTUK RAKYAT (SMUR)

Mari melanjutkan...

0 komentar:

Posting Komentar